Feeds:
Posts
Comments

BERAWAL DARI MENGENAL DIRI

“What am I?” Itulah pertanyaan dalam suatu serial TV. Dalam serial TV tersebut, tokoh yang menanyakan pertanyaan tersebut dikisahkan sebagai seorang yang lahir dalam usia 16 tahun. Itulah pertanyaan pertama dalam dirinya setelah hidup di dunia ini. Ibu angkatnya pun menjawab “That’s a difficult questions to answer”. Pertanyaan itu memang pertanyaan sulit bahkan untuk orang dewasa sekalipun walaupun pertanyaan itu sangat sederhana.

Di serial TV yang lain, di akhir suatu episode, salah satu tokoh serial TV tersebut mengatakan suatu quote yang tertulis di depan kuil Apollo “know thyself and thou shall know all the mysteries of the gods and of the universe.” Penasaran dengan perkataan dalam serial TV tersebut, saya pun mencari-cari informasi di internet dan dari tulisan teman. Dan memang, benar tulisan itu tertulis di depan kuil Apollo (the Oracle di Delphi). Dalam bahasa Yunani-nya adalah “Gnothi Se Authon” dan merupakan judul dari episode serial TV tersebut. Ada yang bilang juga bahwa di film “The Matrix” tertulis dalam bahasa latin “Temet Nosce” yang artinya “know thyself” yang dalam film itu tertulis di atas pintu masuk ke dapur Oracle.

“Mengenal Diri” sepertinya merupakan konsep yang sudah ada sejak dahulu kala dan sangat penting. Dan karena manusia tidak berubah sejak pertama kali diciptakan dulu, maka konsep ini pun juga sangat penting untuk kita yang hidup di zaman sekarang ini.

Setiap dari kita masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada yang mahir dalam matematika, ada yang pintar menyanyi, ada yang bagus dalam komunikasi. Selain kelebihan tersebut, kita pun masing-masing mempunyai kekurangan. Penting sekali untuk mengenal kelebihan dan kekurangan itu. Kelebihan dan kekurangan itu adalah sebagian dari diri. Dengan mengenalnya, kita bisa menentukan langkah kita, apakah maju, mundur, belok kanan, belok kiri ataupun berhenti.

Biasanya kita menyebut kelebihan kita pada sesuatu hal dengan ‘bakat’. Bakat adalah sesuatu hal di mana kita bisa menguasainya dengan cepat dan melaksanakannya dalam kerja dengan senang. Tentu saja ada maksud Tuhan telah memberikan suatu bakat kepada kita.

Setiap orang mempunyai peran dalam dunia ini, yang biasanya diwujudkan dalam pekerjaan kita. Kenali diri adalah kunci untuk mengenal peran kita dan akhirnya menjalaninya. Tidak perlu ikut-ikutan tren menjadi pengusaha karena di kampus dihembuskan virus kewirausahaan jika jalan kita adalah di bidang lain (misalnya). Setiap orang mempunyai jalan dan setiap orang menggunakan bakatnya yang paling berharga untuk menemukan jalannya.

Hidup ini akan menjadi lebih bermakna ketika kita bisa mengenal diri sehingga kita bisa berjalan di jalan kita. Ada suatu konsep energi minimal yaitu sebuah energi di mana seseorang terlihat oleh orang lain seperti tengah bekerja keras mengerjakan sesuatu. Padahal, bagi yang bersangkutan, kerja keras tersebut tak ubahnya seperti ikan yang bernapas di air. Jika setiap orang bekerja dengan energi minimal dan menghasilkan hasil maksimal, tidak akan ada keterpaksaan dalam menjalani hidup dan sistem kehidupan akan seimbang karena setiap elemennya menghasilkan hasil yang maksimal.

Abah Rama (alumni FT ITB angkatan 60an) memisalkan diri kita sebagai sebuah kapak, ada sisi yang tajam yang digunakan untuk mengapak dan ada sisi tumpul yang tidak digunakan untuk mengapak. Jika kita mengasah sisi yang tumpul, akan membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak maksimal. Jika kita mengasah sisi yang tajam, memang seharusnya demikian dan kapak itu akan menjadi semakin tajam. Fokuskan diri untuk mengasah kekuatan kita. Dan itu berawal dari mengenal diri.

Dan akhirnya teringat hadis ”Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu” yang artinya “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”.

Mari kita mengenal diri kita masing-masing.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!